Jumat, 23 November 2012



MAKALAH
KECAKAPAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Mata kuliah: Komunikasi Pendidikan
Dosen: Joko Kiswanto S.Pd.I



 


DISUSUN OLEH:
·         SARMIYATI                      (20110720154)
·         WAHYU NURHAYATI      (20100720155)
·         AZIS MUNAHAR             (20100720152)
·         SAFAR FAHRUDIN         (20100720128)

FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012


PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Siswa dalam perkembangannya mempunyai  kebutuhan yang kuat untuk berkomunikasi dan  keinginan untuk mempunyai  banyak teman, namun  kadang-kadang untuk membangun  hubungan antar teman itu sendiri tidak mudah, seseorang harus memiliki penerimaan diri yang baik agar tercipta suatu hubungan yang baik dan sehat.
Komunikasi interpersonal mempunyai dampak  yang cukup besar bagi kehidupan siswa. Penelitian Vance Packard (1974), bila seseorang  mengalami kegagalan dalam  melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain ia akan menjadi agresif, senang berkhayal, ‘dingin’ sakit fisik dan mental, dan mengalami ‘flight syndrome’ (ingin melarikan diri dari lingkungannya)”. Siswa yang memiliki kesulitan dalam melakukan komunikasi interpersoanl menurut Tedjasaputra (2005) akan sulit menyesuaikan diri, seringkali marah, cenderung memaksakan  kehendak, egois dan mau menang sendiri sehingga mudah terlibat dalam perselisihan. Keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa ini menjadi  sangat penting karena dalam bergaul dengan teman sebayanya siswa seringkali dihadapkan dengan hal-hal yang membuatnya harus mampu  menyatakan  pendapat pribadinya tanpa disertai emosi, marah atau sikap kasar, bahkan siswa harus bisa mencoba menetralisasi keadaan apabila terjadi suatu konflik. Bahkan suatu studi menyimpulkan bahwa kelemahan berkomunikasi akan menghambat personal seseorang (Slamet :2005).
 Perkembangan remaja terjadi dalam konteks sosial yang meliputi keluarga, kelompok teman  sebaya dan  masyarakat tempat siswa itu hidup. Maka dalam proses perkembangannya remaja akan selalu bersinggungan dengan situasi-situasi sosial yang tentu saja mengharuskan  remaja untuk melakukan penyesuaian diri, dengan melakukan penyesuaian diri remaja dapat mengenal, memahami dan menerima sirinya sendiri serta lingkungan.
Kesulitan siswa dalam menyesuaikan diri sering dijumpai di sekolah yang ditampilkan dalam bentuk  perilaku, seperti rendah  diri, agresivitas, mencari rasa aman pada berbagai bentuk mekanisme pertahanan diri (seperti rasionalisasi, proyeksi, egosentris dan sebagainnya), melanggar tata tertib, menentang guru, berkelahi, tidak melaksanakan tugas sekolah, mengisolasi diri dan sulit bekerja sama dalam situasi kelompok, seringkali  permasalahan yang biasa dan dianggap wajar terjadi disekolah-sekolah.
Dari uraian diatas maka dapat kita ketahui bahwa kecakapan komunikasi interpersonal sangat penting untuk dimiliki oleh para peserta didik namun bukan saja siswa atau peserta didik yang hendaknya memiliki kecakapan tersebut melainkan juga guru. Sebab proses belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dan murid bukan hanya murid dengan murid atau guru dengan guru tetapi guru dengan murid. Sehingga keduanya mesti memiliki kecakapan  komunikasi interpersonal sehingga dapat mengkomunikasikan segala sesuatu terkait dalam proses belajar mengajar dapat tersampaikan dan diterima dengan baik.
Berdasarkan  latar belakang diatas maka dalam tugas kelompok membuat makalah yang bertemakan komunikasi interpersonal ini kami mengambil judul “Kecakapan Komunikasi Interpersonal Dalam Proses Belajar Mengajar.” Maksud kami mengambil judul tersebut  adalah supaya kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal dalam  proses belajar mengajar yang meliputi kecakapan yang harus dimiliki guru dan peserta didik sehingga proses belajar mengajar berjalan secara aktif, efektif dan efisien.
B.     Rumusan masalah
1.      Apakah itu kecakapan ?
2.      Apakah itu komunikasi interpersonal?
3.      Seperti apakah kecakapan komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar?
4.      Apa tujuan dari komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar?
5.      Apa sajakah  hambatan komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar?
6.      Bagaimanakah komunikasi interpersonal yang efektif dalam proses belajar mengajar?
C.    Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar, setelah membaca makalah ini seseorang
1.      Dapat mengetahui kemudian memahami pengertian kecakapan  komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar.
2.      Dapat menunjukkan kecakapan dalam berkomunikasi secara interpersonal dalam proses belajar mengajar.

 

PEMBAHASAN

A.    Pengertian kecakapan
Kecakapan berasal dari akar  kata cakap yang mendapat awalan ke-… dan mendapat akhiran …-an. Cakap¹ berarti mampu, sanggup, melakukan sesuatu, pintar, pandai, mahir, sedangkan cakap² juga dapat  berarti bicara atau omong. Sehingga kecakapan berarti suatu kemampuan atau kesanggupan atau kepandaian atau kemahiran dalam melakukan atau mengerjakan sesuatu hal. Dalam  hal ini, kecakapan tersebut harus dimiliki oleh guru dan peserta didik dimana dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan murid.
B.     Pengertian komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal merupakan suatu jenis komunikasi berdasarkan pada interaksi yang dilakukan. Komunikasi interpersonal berasal dari dua kata yaitu komunikasi dan interpersonal. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris , Communication berasal dari kata latin Communocatio dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau  lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Hovland (Onong, 1999:10) mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (Communication Is The Process To Modify The Behavior Of Other Individuals). Kata interpersonal dalam bahasa inggris berarti antar perseorangan. Secara sederhana maka komunikasi interpersonal dapat kita definisikan sebagai  pengiriman pesan dan  penerimaan pesan dengan tujuan tertentu antar perseorangan.
Sedangkan yang dimaksud komunikasi interpersonal menurut para ahli yaitu:
1.      Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya (dua orang) yang dapat langsung diketahui balikannya (Muhammad, 2005, p.158-159).
2.      Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30).
3.      Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73).
4.      Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Sunarto,2003,P.13).
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat kita pahami bahwa komunikasi interpersonal merupakan suatu komunikasi dari seseorang (komunikator) dengan seseorang yang lain (komunikan) dalam suatu interaksi langsung, dan akan memberikan balikan secara langsung pula baik bertujuan untuk memberikan informasi, pendapat, sikap, pengubahan perilaku dalam bentuk verbal maupun non verbal. Komunikasi interpersonal merupakan suatu   proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain, ini berarti komunikasi dikaitkan dengan  pertukaran pesan atau informasi yang bermakna di antara orang yang  berkomunikasi dapat terjalin. Ini berarti informasi atau pesan yang diterima dapat dipahami oleh kedua belah pihak. Pengiriman informasi atau pesan merupakan unsur yang paling penting dalam komunikasi interpersonal, karena dapat memberikan umpan balik kepada pengirim informasi atau pesan, betapa pentingnya umpan balik tidak dapat disangkal lagi, karena keefektifan komunikasi interpersonal sangat tergantung padanya.
C.    Komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar

Komunikasi interpersonal memiliki klasifikasi tertentu, diantaranya menurut Redding yang dikutip Muhammad (2004, p. 159-160) mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi interaksi intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara.
1.      Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik, anggota famili, guru dengan murid dan orang-orang yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat.
2.      Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara sederhana. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan informal dalam organisasi. Misalnya dua orang atau lebih bersama-sama dan berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi seperti isu politik, teknologi dan lain sebagainya.
3.      Interogasi atau  pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam kontrol, yang meminta atau bahkan  menuntut informasi dari yang lain. Misalnya seorang siswa ketahuan  menyontek ketika ujian, maka guru  akan menginterogasinya untuk mengetahui kebenarannya sebelum memberikan hukuman/sanksi atas pelanggaran yang mungkin dilakukan
4.      Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya guru yang mewawancarai murid untuk mencari informasi mengenai  pekerjaan rumahnya.
Berdasarkan  klasifikasi komunikasi interpersonal diatas, maka proses belajar mengajar yang terjadi antara guru dan  murid secara tidak langsung merupakan suatu komunikasi interpersonal sebab didalamnya terjadi  interaksi (komunikasi timbal balik) antara guru dan murid. Proses belajar mengajar didalamnya terdapat interaksi intim baik antara guru dengan murid (keakraban) ataupun antara murid dengan murid (sebaya), sebab tidak mungkin proses belajar mengajar akan berjalan efektif jika tidak ada interaksi intim misalkan  guru dan murid tidak ada komunikasi atau katakanlah tegur sapa  maka proses belajar mengajar akan terganggu. Dalam proses belajara mengajar sudah pasti terdapat percakapan social, kadang-kadang  terjaid suatu  interogasi maupun semacam wawancara, meskipun secara tidak langsung disebut dengan interogasi atau wawancara secara khusus.
Artinya ketika guru memberikan suatu pertanyaan kepada seorang siswa atau lebih mengenai alasan mengapa tidak masuk sekolah maka hal itu termasuk suatu bentuk komunikasi interpersonal, begitu pula ketika guru mengajar dikelas maka terjadilah komunikasi interpersonal dan bentuk-bentuk komunikasi lain yang serupa dalam suatu proses belajar mengajar merupakan suatu komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar.
D.    Tujuan komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar
Komunikasi interpersonal memiliki beberapa tujuan, baik disadari  atau tidak, tujuan tersebut pasti terdapat di saat komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar itu terjadi. Adapun tujuan komunikasi interpersonal menurut Armi Muhammad  (2002 : 165) mencakup berikut : Menemukan diri sendiri, menemukan dunia luar, membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti, berubah sikap dan tingkah laku, untuk bermain dan kesenangan, untuk membantu. Lebih lanjut tujuan-tujuan komunikasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a.       Menemukan diri sendiri
Tujuan komunikasi interpersonal ini maksudnya diarahkan untuk menemukan personal atau pribadi, artinya jika kita terlihat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain, kenyataan sebagaian besar dari persepsi kita adalah hasil dari apa yang telah kita pelajari dalam pertemuan interpersonal.komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai atau mengenai diri kita.
b.      Menekan dunia luar
Tujuan komunikasi interpersonal ini memandang bahwa melalui komunikasi ini kita akan melakukan interaksi dengan dunia luar atau lingkungan. Hal ini menjadikan kita memahami lebih baik dunia luar, dengan objek, kejadian-kejadian dan orang lain. Kondisi tersebut  menyebabkan kenyataan, kepercayaan, sikap dan nilai-nilai kita akan dipengaruhi lebih banyak oleh pertemuan interpersonal.
c.       Membentuk dan menjaga  hubungan penuh arti
Melalui komunikasi interpersonal ini akan membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi interpersonal ini akan terbentuk suatu jalinan yang didasarkan karena perasaan keterkaitan antara pihak yang  melakukan komunikasi . Hal ini baik untuk menjalin suatu proses kerja sama dengan mencapai tujuan bersama seperti dalam proses belajar mengajar.
d.      Berubah sikap dan tingkah laku
Komunikasi interpersonal juga memberikan tujuan sebagai alat untuk dapat pihak lain sehingga dapat merubah hidup kita. Karena ternyata untuk mengubah sikap dan tingkah laku kita atau orang lain dapat dilakukan dengan pertemuan interpersonal. Proses belajar mengajar  juga bertujuan untuk mengubah sikap dan tingkah laku peserta didik lebih berkualitas.
e.       Bermain dan kesenangan
Komunikasi interpersonal juga dapat digunakan untuk bermain, mencakup semua aktifitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenagan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olah raga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang dapat memberikan kesenangan. Walaupun kelihatannya kegiatan itu tidak berarti tetapi mempunyai tujuan  yang sangat penting. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu tidak berarti tetapi mempunyai tujuan  yang sangat penting. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam  itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran  yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.
f.       Untuk membantu
Tujuan ini menganggap bahwa komunikasi interpersonal dapat digunakan dalam kegiatan profesional guru untuk membantu murid yang menemui kesulitan-kesulitan dalam pekerjaan atau belajar.
Tujuan –tujuan komunikasi interpersonal dapat dilihat dari dua perspektif  yang lain. Pertama , tujuan ini boleh dilihat sebagai faktor yang memotivasi atau alasan mengapa kita terlihat dalam komunikasi interpersonal.  Kedua, tujuan ini boleh dipandang sebagai hasil atau efek umum dari komunikasi interpersonal yang berasal dari pertemuan interpersonal.
Berdasarkan  itu kita dapat mengatakan bahwa tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mendapatkan pengetahuan tentang diri, membentuk hubungan yang lebih berarti dan memperoleh tambahan pengetahuan dunia luar. Tentu saja komunikasi interpersonal biasanya dimotivasi oleh kombinasi oleh bermacam-macam faktor dan tidaklah mempunyai satu efek, tetapi kombinasi berbagai efek atau hasil. Misalnya diberikan suatu interaksi interpersonal, diberikan beberapa tujuan, dimotivasi oleh kombinasi berbagai faktor yang unik dan menghasilkan kombinasi berbagai faktor yang unik dan menghasilkan kombinasi faktor-faktor atau efek yang unik.
Sementara itu menurut De Vito (Thoha, 2002 : 166)  mengemukakan tujuan komunikasi interpersonal sebagai berikut :
1.      Untuk mempelajari secara lebih baik dunia luar, seperti berbagai obyek, peristiwa dan orang lain.
2.      Untuk memelihara hubungan dan mengembangkan kedekatan atau keakraban
3.      Untuk mempengaruhi sikap-sikap dan perilaku orang
4.      Untuk menghibur diri atau bermain
Sehingga, tujuan komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar adalah untuk menemukan jati diri peserta didik, memelihara hubungan baik atau keakraban antara guru dan murid sehingga terjalin komunikasi yang efektif agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan aktif, efektif, efisien dan menyenangkan tanpa mengurangi muatan/ essensi proses belajar itu sendiri.
E.     Hambatan komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar

a.    Interaksi
Adanya aktivitas-aktivitas dalam kehidupan sosial menunjukkan bahwa manusia mempunyai naluri untuk hidup bergaul dengan sesamanya (disebut gregariousness). Naluri ini merupakan salah satu yang paling mendasar dalam kebutuhan hidup manusia, disamping kebutuhan akan; afeksi (kebutuhan akan kasih sayang), inklusi (kebutuhan akan kepuasan), dan kontrol (kebutuhan akan pengawasan). Dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup tersebut akan mendorong manusia untuk melakukan interaksi dengan sesamanya, baik untuk mengadakan kerjasama (cooperation) maupun untuk melakukan persaingan (competition). Kata interaksi berasal dari Bahasa Inggris interaction artinya suatu tindakan yang berbalasan, dengan kata lain suatu proses hubungan yang saling pengaruh mempengaruhi. Begitu pula yang terjadi dalam proses belajar mengajar, interaksi  antara guru dan peserta didik maupun antara murid dengan murid berlangsung selama proses belajar mengajar itu terjadi.
Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack dalam buku Sociology ang Social Life menyatakan bahwa : “Interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi antar manusia dimaksud adalah :
a) kelompok interaksi antara individu dengan individu,
b) interaksi antara individu dengan kelompok, dan
c) interaksi antara dengan kelompok.
Hasil dari pada interaksi sosial ada dua sifat kemungkinan :
• Bersifat positif : suatu interaksi yang mengarah kerjasama dan menguntungkan.
• Bersifat negatif : suatu interaksi yang mengarah pada suatu pertentangan yang berakibat buruk atau merugikan.
Berdasarkan hasil interaksi yang negatif tersebut di atas maka itulah yang menjadi hambatan dalam proses komunikasi interpersonal. dalam situasi pertentangan komunikasi interpersonal tidak dapat dilaksanakan dengan baik, kalau pun dipaksakan dilaksanakan  pasti  kegiatan  komunikasi  interpersonal efeknya tidak akan berhasil. Demikian juga yang terjadi dalam proses belajar mengajar jika yang dihasilkan oleh interaksi dalam proses belajar mengajar negatif maka komunikasi interpersonal yang  akan terjalin tidak efektif.

b.    Kultur
Istilah kultur merupakan penyebutan terhadap istilah budaya.  Menyampaikan pesan pada orang  yang berlainan kultur akan mengundang perbedaan persepsi terhadap isi pesan sehingga efek yang diharapkan akan sukar timbul.  Menyampaikan pesan verbal pada orang yang berlainan kultur tentu saja akan banyak perbedaan dalam bahasa sehingga dalam proses kegiatan komunikasi interpersonal tersebut selain hambatan dalam bahasa juga terdapat hambatan semantic, yaitu perbedaan peristilahan dalam masing-masing bahasa.
Menyampaikan pesan verbal pada orang yang berlainan kultur disertai penekanan pesan dengan pesan non-verbal mungkin akan mengundang  penafsiran berbeda hingga tujuan penyampaian pesan tidak akan tersampaikan. Menyampaikan pesan pada orang yang berlainan kultur jika bertentangan dengan adat-kebisaannya, norma-normanya maka akan terjadi penolakan komunikasi interpersonal.
Begitu pula dalam proses belajar mengajar, terkadang dalam  satu kelas atau satu proses  terdapat berbagai macam adat/norma dari para siswa yang disebabkan perbedaan daerah asal dimana Indonesia merupakan bangsa yang besar dan kaya dengan adat budaya meskipun kita bersemboyankan Bhinneka Tunggal Ika namun terkadang  perbedaan budaya tersebut masih menyebabkan suatu ketidak cocokan.

c.    Pengalaman (experience)
Pengalaman atau experience adalah sejumlah memori yang dimiliki individu sepanjang perjalanan hidupnya. Pengalaman masing-masing individu akan berbeda-beda tidak akan persis sama, bahkan pasangan anak kembar pun yang dibesarkan sama-sama dalam  lingungan  keluarga  yang  sama  pengalamannya tidak akan persis sama bahkan mungkin akan berbeda.
Perbedaan pengalaman antara individu (bahkan antar anak kembar) ini bermula dari perbedaan persepsi masing-masing tentang sesuatu hal. Selain itu perbedaan kognitif satu orang dengan lainnya juga berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam mengadakan persepsi sesuai pengalamannya masing-masing.
Sehingga perbedaan pengalaman akan menghambat komunikasi interpersonal sebab dimungkinkan pesan tidak tersampaikan dengan baik atau mungkin juga pesan tidak dapat diterima dengan baik. Hal itu pun mungkin sekali terjadi dalam proses belajar mengajar, sangat memungkinkan terdapat perbedaan pengalaman antar satu dengan yang lain, sehingga komunikasi interpersonal tidak akan efektif.

F.     Efektivitas komunikasi interpersonal dalam prose belajar mengajar
Komunikasi interpersonal yang efektif hendaknya mencakup  lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality) (Devito, 1997, p.259-264).
1.      Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).

2.      Empati (empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Kita dapat mengkomunikasikan  empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.

3.      Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.

4.      Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif.

5.      Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan, salah seorang mungkin lebih pandai, lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang di tandai olehkesetaraan, tidak - sependapat dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.
Sedangkan menurut Mohammad Surya (2003 :119) penerapan komunikasi interpersonal yang efektif adalah sebagai berikut :
1.      Keterbukaan dan empati,  keterbukaan yaitu kesediaan membuka diri, mereaksi kepada orang lain, merasakan pikiran dan perasaan orang lain dan empati, yaitu menghayati perasaan orang lain.
2.      Mendukung dan bersikap positif, mendukung yaitu kesediaan secara spontan untuk menciftakan suasana yang mendukung dan sikap positif , yaitu menyatakan sikap positif terhadap orang lain dan situasi.
3.      Keseimbangan, yaitu mengakui bahwa kedua belah pihak mempunyai kepentingan yang sama, pertukaran komunikasi secara seimbang.
4.      Percaya diri, yaitu yakin kepada diri sendiri dan bebas dari masa lalu.
5.      Kesegaran, yaitu segera melakukan kontak disertai rasa suka dan berminat.
6.      Manajemen interaksi, yaitu mengendalikan interaksi untuk memberikan kepuasan kepada kedua belah pihak, mengelola pembicaraan dengan pesan-pesan yang baik dan konsisten.
7.      Pengungkapan, yaitu keterlibatan secara jujur dalam berbicara dan menyimak baik secara verbal maupun non verbal.
8.      Orientasi kepada orang lain, yaitu penuh perhatian, minat, dan kepeulian kepada orang lain.
Karakteristik umpan balik komunikasi interpersonal
Pengirim informasi atau pesan merupakan unsur yang paling penting dalam komunikasi interpersonal, karena dapat memberikan umpan balik kepada pengirim informasi atau pesan . betapa pentingnya umpan balik tidak dapat disangkal lagi, karena keefektifan komunikasi interpersonal sangat tergantung padanya. Adapun karakteristik umpan balik efektif menurut Miftah Thoha (2002:156) antara lain :
1.      Intensi: umpan balik yang efektif jika diarahkan secara langsung untuk menyempurkan pelaksanaan pekerjaan dan lebih menjadikan pegawai organisasi yang paling berharga.
2.      Kekhususan specificity: umpan balik  yang efektif dirancang untuk membekali penerimaan dengan informasi yang khusus sehingga mereka  mengetahui apa yang seharusnya dikerjakan untuk suatu situasi yang benar.
3.      Deskriftif: efektifitas  umpan balik dapat pula dilakukan dengan lebih bersifat deskriptif  dibandingkan dengan yang bersifat evaluatif.
4.      Kemanfaatan: karakteristik ini meminta agar setiap umpan balik mengandung informasi yang dapat dipergunakan oleh guru untuk murid untuk memperbaiki dan menyempurkan pekerjaan. Tidak ada manfaatnya mencari umpan balik diberikan semakin baik.
5.      Tepat waktu: umpan balik yang efektif jika terdapat pertimbangan-pertimbangan yang memperhitungkan faktor waktu yang tepat. Artinya semakin cepat umpan balik diberikan semakin baik.
6.      Kesiapan: agar umpan balik bisa efektif, para siswa ataupun guru hendaknya mempunyai kesiapan untuk menerima umpan balik tersebut.
7.      Kejelasan: umpan balik bisa efektif  jika dapat dimengerti secara jelas oleh penerima
8.      Validitas: Agar umpan balik dapat efektif, maka umpan balik tersebut hendaknya dapat dipercaya dan sah.





PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setelah memahami makalah diatas maka kami menarik kesimpulan bahwa:
1.      Kecakapan merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan sesuatu hal tertentu, dalam  artian yang lain yaitu suatu keahlian khusus yang lebih mengenai suatu perkara.
2.      Kecakapan  interpersonal merupakan suatu   proses penyampaian pesan (yang bermakna) dari seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) secara langsung untuk dapat segera mendapatkan balikan/respon.
3.      Komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar adalah segala sesuatu yang dikomunikasikan secara langsung untuk segera mendapatkan balikan/respon baik dari guru kepada murid atau dari murid kepada guru ataupun dari murid kepada murid yang lain dalam proses belajar mengajar.
4.      Tujuan komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan balikan secara langsung, baik berupa perubahan sikap, pernyataan mengenai pendapat, minat ataupun pengungkapan yang lain agar proses belajar mengajar berlangsung dengan baik dalam suasana yang menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai pula dengan baik. Sebab suatu pembelajaran tidak akan tercapai atau terlaksana dalam situasi yang tegang/tertekan.
5.      Hambatan komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar diantaranya pertama interaksi, jika interaksi yang terjalin positif maka komunikasi interpersonal efektif dan jika  interaksi yang terjalin  hasilnya negative atau mengarah  pada pertentaangan maka sebaliknya. Kedua, kultur atau budaya, perbedaan budaya/kultur akan mengakibatkan perbedaan persepsi maupun penafsiran yang berbeda sehingga pesan tidak tersampaikan ataupun diterima dengan baik. Ketiga , pengalaman yang berbeda juga menghambat komunikasi interpersonal sebab pengalaman ini juga akan mempengaruhi keampuan kognitif seseorang dalam  menafsirkan sesuatu (pesan) yang disampaikan (komunikator)/diterima (komunikan).
6.      Efektivitas komunikasi interpersonal dalam proses belajar mengajar merupakan serangkaian kondisi ataupun sikap yang harus kita tunjukkan agar komunikasi yang dilakukan menjadi efektif dalam artian dapat diterima kemudian ada balikan dari penerima pesan kepada pengirim.










SUMBER BACAAN


hardjana, Agus M. 2007. Komunikasi interpersonal dan interpersonal. Yogyakarta: Kanisius
naim, Ngainun. 2011. Dasar-dasar komunikasi pendidikan. Yogyakarta: Aruzz Media